Olahraga selama kehamilan sering kali menjadi topik kontroversial yang penuh dengan mitos dan fakta. Banyak ibu hamil yang merasa bingung dengan informasi yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami mitos dan fakta seputar olahraga selama kehamilan.
Mitos pertama yang seringkali muncul adalah bahwa ibu hamil sebaiknya tidak melakukan olahraga sama sekali. Padahal, menurut dr. Prima Gupta SpOG, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, olahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang justru dianjurkan selama kehamilan. “Olahraga yang dilakukan dengan benar dan dalam batas yang wajar dapat membantu ibu hamil menjaga kebugaran dan kesehatan,” ujarnya.
Namun, tidak semua olahraga cocok untuk ibu hamil. Menurut dr. Prima, olahraga yang melibatkan kontak fisik atau memiliki risiko jatuh sebaiknya dihindari. “Sebaiknya pilih olahraga yang aman seperti prenatal yoga atau bersepeda statis,” tambahnya.
Selain itu, mitos lain yang sering dipercayai adalah bahwa olahraga selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi. Namun, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, olahraga selama kehamilan justru dapat mengurangi risiko preeklampsia dan diabetes gestasional.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG(K), seorang pakar kebidanan dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, beliau menegaskan pentingnya olahraga selama kehamilan. “Olahraga yang dilakukan dengan benar dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi risiko persalinan prematur,” ungkapnya.
Jadi, jangan takut untuk berolahraga selama kehamilan. Selalu ingat untuk memerhatikan batas dan memilih olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik ibu hamil. Konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan saran yang tepat. Mitos dan fakta seputar olahraga bagi ibu hamil memang banyak, namun yang terpenting adalah kesehati ibu dan janin.